Selasa, 28 Agustus 2018

Buka Cakrawala Bersama ENJ 2017

Helo guys,, salam kenal, namaku Mei Dian Syaputra. Saya mahasiswa jurusan Kimia angkatan 2014 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Aku berasal dari Sungai Junjangan, Batang Tuaka, Indragiri Hilir, Riau. Selain Sibuk kuliah, saya juga berorganisasi, diskusi, aktif di pengambdian masyarakat, aktivis masjid gituh,,bercanda ria dengan anak-anak TPA, tentunya belajar-mengajar Al-Qur’an lah yaa, hehehe. Keseharianku membaca, travelling, kadang-kadang budidaya tanaman.. asiik.. Nah, beberapa waktu lalu saya menjadi bagian dari tim ENJ UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Suatu kebanggan bagi saya bisa mengabdi masyarakat pulau terpencil, yang listriknya terbatas, aksesnya sulit bangetss...... 

ENJ, apaan sih ???
ENJ merupakan kegiatan pemberdayaan generasi muda serta penguatan konektivitas pulau-pulau terluar, terdepan, terpencil dan wilayah perbatasan.  ENJ ini adalah program dari Kementrian Koordinator Bidang Maritim, salah satu cita-cita bangsa yaitu menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Segala akomodasi gratiss.

Kegiatannya apa aja sih ??
Kegiatan ENJ ini sama halnya dengan KKN, pengabdian masyarakat, melakukan berbagai program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. 



Cerita ENJnya Gimana kak?
Nah, Sabtu, 12 Agustus 2017 lalu secara resmi Tim Ekspedisi Nusantara Jaya 2017 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melakukan perjalanan Ke Pulau Kangean. Tepatnya Desa bilis-bilis, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, Prov. Jawa Timur. Sebanyak 23 orang tim dari uin, berangkat dari jogja pake kereta api ke banyuwangi  14 jam, dari banyuwangi ke pulau kangen pake kapal perintis Sabuk Nusantara 27    36 jam. Totalnya    50 jam laah. Acara ini berlangsung selama 10 hari. Disana kita dibagi dalam 4 devisi, yaitu; lingkungan, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Salah satu program unggulan kami pembagian 250 box susu dan pakaian layak pakai kepada masyarakat sekitar, explore kangean dan banyak lagi. Selain itu kita juga menikmati keindahan indonesia, pulaunya keren banget... terumbu karangnya joss deh. Wonderfull Indonesiaku. 



Cara ikutannya gimana yaa ??
Informasinya biasanya ada di web : enj-maritim.id atau di webside uin bagian pengumuman, sering-sering aja buka web uin, biar update info seputar kampus love, hehhe. Lalu ngisi formulir pendaftaran, ntar ada seleksi berkas, wawancara dan tallens/bakat. Ikutin aja deh sampai selesai, kalau rezeki lolos tuh pasti. Oh ya info lagi ni, katanya WaRek III tahun depan 2018 akan ada KKN diluar jogja, ada ke garontalo dan ENJ ini juga dikhususkan bagi mahasiswa KKN, katanya loo..
Nah, itu sih dikit kisah perjalanan ENJ 2017, semoga bermanfaat, semangat menjadi kimiawan, semangat membangun negeri.

Link Video:
Sepucuk cinta untuk kangean
Dimana kau kawan by TIM ENJ UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 

Foto Dokumentasi:

Usai Upacara HUT RI di Kecamatan Arjasa

Bersih-bersih Pantai Bersama

Devisi Lingkungan

Pelatihan pembuatan pupuk dan barang berkas

 
Penutupan dan Sayonara

TIM ENJ UIN SUKA

Menjelang keberangkatan dengan kapal perintis Sabuk Nusantara 27

Savana Bama Banyuwangi

Suasana senja di Savana Bama Banyuwangi

Berlayar menuju pulau kangean

Pelabuhan sapeken

Upacara HUT RI 72 Tahun 

Bersama warga memecah batu

Eforia HUT RI 72 Tahun

Menyambut mentari senja

Foto Bersama 
 
Bersama Devisi Pendidikan usai Ngajar Ngaji

 


Zakat Mal Sebagai Upaya Mensejahterakan Masyarakat Melalui Hasil Pertanian


Oleh : Mei Dian Syaputra
 Pendahuluan
Persoalan gizi dalam pembangunan kependudukan masih merupakan persoalan yang dianggap menjadi masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia. Oleh karena itu, persoalan ini menjadi salah satu butir penting yang menjadi kesepakatan global dalam Milleneum Development Goals (MDGs). Setiap negara secara bertahap harus mampu menguranggi jumlah balita yang bergizi buruk atau gizi kurang sehingga mencapai 15 persen pada tahun 2015.
Di Indonesia, persoalan gizi ini juga merupakan salah satu persoalan utama dalam pembangunan manusia. Sebagai salah satu negara dengan kompleksitas kependudukan yang sangat beraneka ragam, Indonesia dihadapi oleh dinamika persoalan gizi buruk. Walaupun proses pembangunan di Indonesia telah mampu mengatasi persoalan ini, tetapi dilihat dari kecenderungan data statistik, masih banyak persoalan yang perlu diselesaikan terutama yang menyangkut persoalan balita gizi kurang.
Menurut PP Nomor 68 tahun 2002 (Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2002) yang dimaksud dengan ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Ketersediaan pangan merupakan prasyarat penting bagi keberlanjutan konsumsi, namun dinilai belum cukup. Untuk itu perlu pemahaman kinerja konsumsi pangan menurut wilayah dan pendapatan.
Pertanian berkelanjutan mempunyai beberapa prinsip yaitu : (a) menggunakan sistem input luar yang efektif, produktif, murah, dan membuang metode produksi yang menggunakan sistem input dari industri, (b) memahami dan menghargai kearifan lokal serta lebih banyak melibatkan peran petani dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pertanian, (c) melaksanakan konservasi sumberdaya alam yang digunakan dalam sistem produksi
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan atas hartawan muslim suatu kewajiban zakat yang dapat menanggulangi kemiskinan. Tidaklah mungkin terjadi seorang fakir menderita kelaparan atau kekurangan pakaian, kecuali oleh sebab kebakhilan yang ada pada hartawan muslim. Ingatlah, Allah SWT akan melakukan perhitungan yang teliti dan meminta pertanggungjawaban mereka dan selanjutnya akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih”. Hadits tersebut secara eksplisit menegaskan posisi zakat sebagai instrumen pengaman sosial, yang bertugas untuk menjembatani transfer kekayaan dari kelompok kaya kepada kelompok miskin.
Pertanian yang baik akan menghasikan hasil yang optimum. Agama islam dengan jelas memerintahkan, jika sampai hisabnya maka harta yang diperoleh wajib dikeluarkan zakat (Mal). Zakat mal inilah yang akan memberikan kesejahteraan bagi masayarakat miskin. Sehingga kemiskinan dan gizi buruk dapat teratasi.

Isi
Indonesia merupakan negara demokrasi. Penduduknya beragam, bisa hidup rukun dan damai. Ideologi pancasila dan Benhika Tunggal Ika sebagai pedoman hidup bernegara. Penduduknya  mayoritas muslim, masyakat muslim bisa hidup berdampingan dengan agama lain, hindu, budha, kristen, katolik. Akan tetapi persoalan yang masih belum terselesaikan di negara berkembang yaitu kemiskinan, pendidikan, dan gizi yang seimbang.
Kemiskinan merupakan permasalahan terbesar sehingga perlu ada solusi yang tepat. Kemiskinan terjadi akibat banyaknya kebutuhan tidak sebanding dengan ketersediaan, seperti sulitnya air bersih, kekurangan makanan. Akibat dari kemiskinan ini menyebabkan gizi buruk. Kekurangan menjadi permasalahan utama terjadinya gizi buruk. Hal ini berakibat terhadap kesehatan dan pendidikan masyarakat. Banyak anak-anak putus sekolah, busung lapar, sungguh sangat memprihatinkan nasib bangsa ini.
Pertanian yang baik akan menghasilkan hasil yang memadai. Kebutuhan akan pangan menjadi prioritas utama bagi bangsa ini. Lahan yang terhampar luas dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Disamping itu, tamanaman yang menghasilkan bisa ditanam dipekarangan rumah, kantor, hotel sebagai upaya mendukung pertanian berkelanjutan.
Hasil pertanian yang sampai hisabnya wajib dikeluarkan zakat (mal) sebagaimana firman Allah SWT “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Alloh maha mendengar lagi maha mengetahui". (Q.S At-Taubah ayat 103). Seperti hasil bumi termasuk juga padi wajib dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai nishab (jumlah minimal) yaitu 5 wasaq (650 Kg). Adapun kadar zakatnya ada dua macam, yaitu: Pertama, jika pengairannya alamiah (oleh hujan atau mata air) maka kadar zakatnya adalah 10%. Kedua, jika pengairannya oleh tenaga manusia atau binatang maka kadar zakatnya yaitu 5%. 

Gambar 1: Konsep zakat sebagai upaya mensejahterakan masyarakat
Pertanian yang berkelanjutan diharapkan mampu mengatasi berbagai persoalan. Berdasarkan konsep diatas dapat disimpulkan bahwa pertanian akan menghasilkan berbagaimacam produk hasil pertanian. Hal ini perlu dukungan dari semua pihak untuk meningkatkan kualitas pertanian yang ada di Indonesia. Pembangunan infrastruktur seperti jalan serta perlunya adanya sosialisasi terhadap para petani agar hasil yang didapatkan meningkat. Apabila hasil pertanian tersebut sampai hisab, maka diwajibkan mengeluarkan zakat (mal). Hasil zakat yang terkumpul ini disalurkan kepada masyarakat miskin dan kurang mampu. Sehingga kelaparan dapat teratasi, otomatis gizi akan meningkat seiring membaiknya kesehatan masyarakat.
Penutup
Generasi muda bangsa harus berkarya dan implikatif. Sustainable Dovelopment Goals (SDGs) pertanian berkelanjutan sebagai bentuk untuk mewujudkan kesejateraan  bangsa dan negara. Umtuk mewujudkan cita-cita tersebut diperlukan berbagai tahapan;
1.        Meningkatkan sikap nasionalisme dan berkarya untuk negeri..
2.        Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur suatu negara.
3.        Melalui konsep zakat sebagai upaya mensejahterakan masyarakat, diharapkan mampu mengakhiri kelaparan, mingkatkan nilai gizi, serta ketahanan pangan.
4.        Kualitas pertanian perlu ditingkatkan didukung dengan sosialisasi kepada para petani dan bimbingan langsung dari para ahli dibidangnya.
5.        Pertanian yang baik akan menghasilkan hasil yang optimum dan dapat mensejahterakan masyarakat.

Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia


Oleh; Mei Dian Syaputra
Pembangunan pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan tujuan Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah indonesia dan membantu melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi. Pembangunan sebagaimana pada umumnya menjadi sel projected reality  yang kemudian menjadi acuan dalam proses pembangunan. Pembangunan seringkali juga menjadi semacam ideologi of dovelopmentalism.
Kesadaran suatu bangsa yang terbentuk memalui pengalamannya, baik pengalaman sukses maupun kegagalan yang dialami amat menentukan interpretasi mereka tentang pembangunan. Berdasarkan hal tersebut maka terjadilah pergeseran paradigma pembangunan. Melalui proses itu, timbullah pergeseran-pergeseran paradigma pembangunan merentang dari paradigma pertumbuhan atau paradigma ekonomi murni, paradigma kesejahteraan, paradigma non ekonomi, paradigma dependensia sampai keparadigma pembangunan manusia[1].
Fenomena merajalelanya kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang semakin luas dan tidak mengindahkan eika moral dan kemanusiaan pada akhir-akhir ini bermunculan. Hal ini nampak pada peristiwa WTC sebelas September 2001, Tragedi Bom di Hotel JW Marriot belum lama ini. Permasalahan ini yang seharusnya menjadi perhatian khusus sehingga kedamaian dan ketentraman dapat diperoleh. Rasulullah menyatakan dalam sabdanya: “Dengarkanlah kata-kataku dan camkanlah dalam hatimu! Ketahuilah bahwa setiap muslim itu bersaudara bagi setiap muslim lainnya, karena itu sekarang kalian satu umat”. Sehingga kekerasan perkelahian tidak terjadi lagi. Hal ini juga berlaku kepada seluruh manusia dimuka bumi ini. Kehidupan tidak idealis, tetapi mampu hidup tentram, saling menghormati diantara perbedaan agama, suku, ras. Dengan demikian tercipta kedamaian dan ketentraman yang akan mempercepat proses pembangunan suatu negara[2].
Pendidikan menjadi syarat utama untuk menciptakan generasi cemerlang dimasa mendatang. Peran orang tua, guru dan lingkungan sangat menentukan arah pendidikan yang ada di negara ini. Salah satu aspek penting untuk meyukseskan pendidikan adalah peran guru. Sesuai dengan UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ditegaskan bahwa guru/dosen memiliki tugas utama memimbing, mengajar dan melatih peserta didik secara profesional, sehingga mencapai tujuan pendidikan. Pada pasar 39 UU Sisdiknas tahun 2003 juga ditegaskan, bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi[3].
Pendidikan berkualitas akan dapat menjadi kenyataan apabila dunia pendidikan ditangani oleh tenaga profesional, terutama oleh guru profesional dan bermartabat. Hal ini didukung dengan infrastruktur yang lengkap, sehingga karakter perseta didik akan menjadi lebih baik. Guru profesional ini diharapakan mampu menjadikan peserta didik yang berkarakter, memiliki cita-cita yang dibuktikan dengan berbagai prestasi dan aplikasi keilmuan. Sehingga permasalahan kekerasan, kenakalan remaja, pelecehan seksual dapat teratasi dengan baik.
Pembangunan ekonomi pada saat ini merupakan salah satu syarat mutlak apabila suatu wilayah ingin mengalami pertumbuhan ekonomi. Suatu wilayah dikatakan sejahtera apabila dilihat dari pertumbuhan ekonominya mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan wilayah yang lain. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi biasanya diikuti dengan terjadinya pemerataan pendapatan pada masyarakatnya sehingga pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menjadi sangat penting bagi terciptanya kemakmuran suatu wilayah. Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan bekerjasamanya pihak swasta dan pemerintah dalam bentuk investasi. Investasi pada suatu wilayah juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi pada wilayah tersebut sehingga nantinya investasi akan memacu pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut bukan sebaliknya. Menurut pandangan ekonomi klasik bahwa pada dasarnya ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu (1) jumlah penduduk, (2) jumlah stok barang dan modal, (3) luas tanah dan kekayaan alam, (4) tingkat teknologi yang digunakan[4].
Kebijakan tentang pengelolaan lingkungan hidup di indonesia mengalami perubahan dengan keluarnya Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, keluarnya Undang-undang ini adalah karena dirasakan kerusakan lingkungan makin menjadi, sehingga perlu dikeluarkan sebuah kebijakan yang tidak hanya mengharuskan pengelolaan lingkungan akan tetapi juga perlindungan terhadap lingkungan.
Prinsip penglolaan lingkungan suatu wilayah dapat dilakukan dengan menggunakan empat indikator POAC yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controling. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: (1) Planning atau perencanaan adalah kegiatan perencanaan yang disusun dalam rangka pengelolaan lingkungan secara terpadu terhadap suatu wilayah; (2) Organizing (Pengorganisasian) yaitu pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan suatu wilayah secara efektif dan efesien dalam arti masing-masing pihak yang terlibat dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab; (3) Actuating (Pelaksanaan), pada tahap ini program yang dirancang harus menujukkan adanya: Optimalisasi pemanfaatan semberdaya alam dalam pembangunan, meningkatnya peran stakeholders dan kelembagaan yang terlibat[5].
Kesetaran gender merupakan penentu arah pembangunan di indonesia. Instruksi Presiden nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender, indikator bahwa isu gender yang terus bergulir belum mendapatkan perhatian khusus dalam berbagai bidang pembangunan, termasuk pembangunan politik yang berwawasan gender. Bahkan partisipasi perempuan dalam kehidupan politik di Indonesia memperlihatkan representasi yang rendah dalam semua tingkat pengambilan keputusan, baik di tingkat eksekutif, yudikatif, maupun birokrasi, partai politik, bahkan kehidupan politik lannya. Di Indonesia, isu kesetaraan gender akhir-akhir ini menjadi isu yang tidak ada habisnya dan masih berusaha terus diperjuangkan baik ditingkat eksekutif maupun legeslatif. Permasalahan tentang kesetaraan gender ini mencakup substantif pemahaman tentang kebijakan prespektif gender itu sendiri. Oleh karenanya gerakan gender kemudian menjadi arus utama dinegara-negara berkembang[6].
Mahasiswa yang sebenar-benarnya adalah mahasiswa yang tidak sekedar memikirkan kepentingan akademis semata. Namun jauh dalam benaknya tentang arti dan kualitas hidupnya sebagai pribadi yang mamou mengabdi terhadap masyarakat. Pribadi yang diharapkan dalam hal ini adalah pribadi yang mampu melihat permasalahan disekitarnya serta menjadi bagian penentu arah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara termasuk dalam hal membangun generasi dimasa mendatang.
Fungsi agent of social change yang melekat pada jati diri mahasiswa pada saat ini, hendaklah bukan sebatas slogan-slogan demontrasi saja. Namun suatu pemikiran yang rekonstruktif dan solutif terhadap permasalahan secara global serta pembangunan yang tidak merata di tanah air ini.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat kita artikan bahwa mahasiswa sebagai generasi yang akan mengantikan posisi pemerintahan dimasa yang akan datang dan berperan penting dalam pembangunan sosial, ekonomi, lingkungan sehingga dapat terwujud. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan mahasiswa dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia, antara lain:
1.      Sadar akan pentingnya pendidikan
Kesadaran meruapakan sesuatu hal penting dalam kelangsungan hidup. Ketika adanya kesadaran seseorang bahwa pendidikan itu penting, maka ia berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya, sebaliknya jika kesadaran itu tidak ada, maka tidak akan tercipta generasi cemerlang yang akan mengubah nasib bangsa ini dimasa yang akan datang.
2.      Intropeksi diri
Maksudnya mahasiswa harus betul-betul mengintropeksi dirinya, baik secara kognitif, efektif, dan psikomotor. Setelah pribadinya terbenahi, maka ia dapat memberikan sejumlah ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3.      Melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah.
Mahasiswa peka terhadap kebijakan pemerintah dan mengajukan suatu pendapat dan saran sebagai solusi untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
4.      Mencintai lingkungan
Mahasiswa berperan dalam menciptakan lingkungan asri dan penghijauan. Melalui berbagai kegiatan organisasi kampus, aplikasi kepada masyarakat dan lingkungan seperti: penanaman pohon, membersihkan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya.
5.      Penerapan keilmuan
Mahasiswa dari berbagai bidang studi diharapkan mampu mengaplikasikan keilmuannya dan menerapkan dimasyakat. Sehingga unggul dalam hal keilmuan dan memiliki daya saing dalam informasi teknologi.
Dengan baiknya kualitas pendidikan, ekonomi, sosial dan lingkungan  maka pembangunan berkelanjutan di Indonesia akan terwujud. Membawa bangsa ini kepada kejayaan dan kesejahteraan. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa akan menggantikan pemimpin bangsa nantinya sudah saatnya menjalankan nulai-nilai peran dan fungsi mahasiswa diharapkan nantinya nilai tersebut bisa menjadi pengontrol kita kelak ketika pada saatnya menggantikan posisi para memimpin bangsa.


Daftar Pustaka

Purnaweni, Hartuti. 2014. Kebijakan pengelolan lingkungan di Kawasan Kendeng tara Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Lingkungan, 53.
Rozikin, M. 2012. Analisis Pelaksanaan Pembangunan berkelanjutan di Kota Batu. Jurnal Review Politik Vol. 02, No. 02, 220.
Sepriyanti, Nana. 2012 . Guru Profesional Adalah Kunci Mewujudkan Pendidikan Berkualitas. Jurnal Al-Ta’lim. Vol. 1, No. 1, 66.
Subiantoro. 2014. Dinamika Kesetaraan Gender dalam Kehidupan Politik di Indonesia”. Jurnal Translitera 2, 86.
Supriyanto. 2013. Perdamaian dan Kemanusiaan dalam Perdagangan Islam. Vol. 7, No. 2, 308.
Wicaksono Pambudi, Eko. 2012. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Kabupaten/Kota diProvinsi Jawa Tengah. Skripsi Sarjana UNDIP Semarang.




[1] Rozikin, M. Analisis Pelaksanaan Pembangunan berkelanjutan di Kota Batu. Vol. 02, No. 02, Desember 2012, 220.
[2] Supriyanto. Perdamaian dan Kemanusiaan dalam Perdagangan Islam. Vol. 7, No. 2, Desember 2013, 308.
[3] Sepriyanti, Nana. Guru Profesional Adalah Kunci Mewujudkan Pendidikan Berkualitas. Vol. 1, No. 1, Februari 2012, 66.
[4] Wicaksono Pambudi, Eko. Skripsi Sarjana: Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Kabupaten/Kota diProvinsi Jawa Tengah (Semarang: UNDIP Semarang, 2013), 22.
[5] Purnaweni, Hartuti. Kebijakan pengelolan lingkungan di Kawasan Kendeng tara Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Lingkungan. April 2014. 53.
[6] Subiantoro. Dinamika Kesetaraan Gender dalam Kehidupan Politik di Indonesia. Jurnal Translitera 2. 2014. 86.