Senin, 08 Oktober 2018

Aku Anggota Dewan



Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya  Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum kafir. (Al-Baqarah 286).
Menurut tafsir Al-azhar karangan Prof. Hamka menjelaskan bahwa memang tidak ada suatu perintah didatangkan oleh Allah yang tidak akan terpikul oleh tiap-tiap diri. Tidak ada perintah yang berat, apatah lagi kalau iman telah ada. Seumpama perintah sholat. Tidak sanggup berdiri, boleh duduk. Tidak sanggup duduk, boleh berbaring. Tidak ada air, bolehlah tayamum. Puasa didalam musafir atau sakit boleh diganti dihari lain. Zakat hanya diwajibkan kepada yang telah sampai nishab dan haul (tahunnya). Yang tidak mempunyai kemampuan, tidaklah wajib berzakat. Naik haji diperintahkan kalau belanja telah cukup dan perjalanan aman serta diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Kemudian jika kebaikan yang dilakukan maka akan mendapatkan pahala, jika kejahatan yang dilakukan maka akan mendapat dosa.
Bermula dari pedoman ddiatas banyak cerita yang ingin dicurahkan melalui moment bahagia ini. Kebahagiaan yang datang karana taqwa dan manisnya iman dalam pengabdian kepada Allah SWT.
DPU vs DPR, sebuah perbandingan dan pembelajaran dalam mengamban amanah. Setiap insan pasti pernah menerima amanah. Dalam kehidupan sehari-hari kita disibukkan dengan berbagai aktivitas yang mana aktivitas tersebut rutin kita lakukan bahkan tersimpan makna tersirat sukacita yang mendalam. Seorang siswa mendapatkan amanah untuk belajar dengan baik, menaruh kepercayaan orang tua agar menjadi kebanggaan yang membuahkan kebahagiaan. Kemudian lanjut menjadi mahasiswa yang juga menggemban amanah lebih berat. Mahasiwa, maha dari kesiswaan yang tentunya sudah memiliki integritas tinggi dalam pengetahuan dan siap untuk mengabdi pada masyarakat mengamalkan keilmuannya. Anak juga amanah bagi orang tua.
Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk bisa mandiri, mengolah stratei dan taktik untuk masa depan yang gemilang. Carita ini bermula saat menjadi seorang mahasiswa sekaligus aktivis masjid (marbot). Mungkin anda bertanya-tanya apa itu DPU vs DPR?
DPU (Dewan Perwakilan Ummat) penulis memposisikan diri saat ini dibagian anggota Dewan Perwakilan Ummat. Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda; “Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naunggan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; (1) Imam yang adil, (2) Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang yang hatinya bergantung pada masjid, (4) dua orang yang saling mencintai dijalan Allah, keduannya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu berkata ‘sesungguhnya aku takut kepada Allah’. Dan (6) seorang yang bersedekah dangan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya”.
Menjadi pengurus harian masjid juga mengemban amanah besar dalam menjaga dan memakmurkan masjid. Banyak inspirasi dan masukan bahkan permintaan. Seorang aktivis masjid yang kegiatannya berpusat dimasjid bertugas; (1) mengumandangkan adzan, (2) imam sholat rawatib, (3) Menjaga kebersihan, (4) Menyelenggarakan Pengajian, (5) Mengajar TPA dan banyak hal lain yang tidak tersebutkan. Tanggung jawab besar menggemban amanah ini rasanya menjadi kebahagiaan, karena pertanggung jawabannya ke Allah. Tentunya banyak pembelajaran yang didapatkan yang akan menjadikan bekal pengalaman dimasa mendatang. Disamping itu banyak masukan dan permintaan dari jamaah terkait usulan untuk kemakmuran masjid. Terumana dalam hal pengajian, pengajaran al-qur’an, kebersihan dan kenyamanan dalam beribadah (pewangi ruangan), pemberdayaan ini masyarakat sekitar bahkan juga pembangunan dan fasilitas masjid. Tentunya ini menjadi pembicaraan dan pemikiran dengan pengurus takmir agar dapat terealisasi dengan baik.
Pembejaran ini adalah bagian kecil dari sebuah kepemimpinan. Seorang umara’ yang memipin negara harus matang ilmu dan siap mengamban tugas dan amanah rakyat. Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengamban amanah menyampaikan dan membahas aspirasi rakyat untu kemakmuran sebuah negeri. Tentunya memerlukan orang-orang yang berintegritas tinggi, jujur dan amanah. Harapan dan titipan yang rakyat berikan adalah bentuk tanggung jawab bagi DPR agar bisa terealisasi.
Sebuah perbandingan DPU vs DPR menjadikan pembelajaran untuk bisa mengemban amanah. Setiap kita adalah pemimpin, setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang ia pimpin. Sebaik-baik manusia adalah mausia yang bermanfaat bagi manusia yang lain.