Allah tidak akan
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (mereka berdoa) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami
jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan
kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri
maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami maka
tolonglah kami terhadap kaum kafir. (Al-Baqarah 286).
Menurut tafsir Al-azhar karangan Prof. Hamka menjelaskan
bahwa memang tidak ada suatu perintah didatangkan oleh Allah yang tidak akan
terpikul oleh tiap-tiap diri. Tidak ada perintah yang berat, apatah lagi kalau
iman telah ada. Seumpama perintah sholat. Tidak sanggup berdiri, boleh duduk.
Tidak sanggup duduk, boleh berbaring. Tidak ada air, bolehlah tayamum. Puasa
didalam musafir atau sakit boleh diganti dihari lain. Zakat hanya diwajibkan
kepada yang telah sampai nishab dan haul (tahunnya). Yang tidak mempunyai
kemampuan, tidaklah wajib berzakat. Naik haji diperintahkan kalau belanja telah
cukup dan perjalanan aman serta diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Kemudian
jika kebaikan yang dilakukan maka akan mendapatkan pahala, jika kejahatan yang
dilakukan maka akan mendapat dosa.
Bermula dari pedoman ddiatas banyak cerita yang ingin
dicurahkan melalui moment bahagia ini. Kebahagiaan yang datang karana taqwa dan
manisnya iman dalam pengabdian kepada Allah SWT.
DPU vs DPR, sebuah perbandingan dan pembelajaran dalam
mengamban amanah. Setiap insan pasti pernah menerima amanah. Dalam kehidupan
sehari-hari kita disibukkan dengan berbagai aktivitas yang mana aktivitas
tersebut rutin kita lakukan bahkan tersimpan makna tersirat sukacita yang
mendalam. Seorang siswa mendapatkan amanah untuk belajar dengan baik, menaruh
kepercayaan orang tua agar menjadi kebanggaan yang membuahkan kebahagiaan.
Kemudian lanjut menjadi mahasiswa yang juga menggemban amanah lebih berat.
Mahasiwa, maha dari kesiswaan yang tentunya sudah memiliki integritas tinggi
dalam pengetahuan dan siap untuk mengabdi pada masyarakat mengamalkan keilmuannya.
Anak juga amanah bagi orang tua.
Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk bisa mandiri,
mengolah stratei dan taktik untuk masa depan yang gemilang. Carita ini bermula
saat menjadi seorang mahasiswa sekaligus aktivis masjid (marbot). Mungkin anda
bertanya-tanya apa itu DPU vs DPR?
DPU (Dewan
Perwakilan Ummat) penulis memposisikan diri saat ini dibagian anggota Dewan
Perwakilan Ummat. Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dari
Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda; “Tujuh
golongan yang dinaungi Allah dalam naunggan-Nya pada hari dimana tidak ada
naungan kecuali naungan-Nya; (1) Imam yang adil, (2) Seorang pemuda yang tumbuh
dewasa dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang yang hatinya bergantung pada
masjid, (4) dua orang yang saling mencintai dijalan Allah, keduannya berkumpul
karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina
oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu berkata
‘sesungguhnya aku takut kepada Allah’. Dan (6) seorang yang bersedekah dangan
satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa
yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seorang yang berdzikir kepada Allah
dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya”.
Menjadi pengurus harian masjid juga mengemban amanah
besar dalam menjaga dan memakmurkan masjid. Banyak inspirasi dan masukan bahkan
permintaan. Seorang aktivis masjid yang kegiatannya berpusat dimasjid bertugas;
(1) mengumandangkan adzan, (2) imam sholat rawatib, (3) Menjaga kebersihan, (4)
Menyelenggarakan Pengajian, (5) Mengajar TPA dan banyak hal lain yang tidak
tersebutkan. Tanggung jawab besar menggemban amanah ini rasanya menjadi
kebahagiaan, karena pertanggung jawabannya ke Allah. Tentunya banyak
pembelajaran yang didapatkan yang akan menjadikan bekal pengalaman dimasa
mendatang. Disamping itu banyak masukan dan permintaan dari jamaah terkait
usulan untuk kemakmuran masjid. Terumana dalam hal pengajian, pengajaran
al-qur’an, kebersihan dan kenyamanan dalam beribadah (pewangi ruangan), pemberdayaan
ini masyarakat sekitar bahkan juga pembangunan dan fasilitas masjid. Tentunya
ini menjadi pembicaraan dan pemikiran dengan pengurus takmir agar dapat
terealisasi dengan baik.
Pembejaran ini adalah bagian kecil dari sebuah
kepemimpinan. Seorang umara’ yang memipin negara harus matang ilmu dan siap
mengamban tugas dan amanah rakyat. Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) mengamban amanah menyampaikan dan membahas aspirasi rakyat untu
kemakmuran sebuah negeri. Tentunya memerlukan orang-orang yang berintegritas
tinggi, jujur dan amanah. Harapan dan titipan yang rakyat berikan adalah bentuk
tanggung jawab bagi DPR agar bisa terealisasi.
Sebuah perbandingan DPU vs DPR menjadikan pembelajaran
untuk bisa mengemban amanah. Setiap kita adalah pemimpin, setiap pemimpin akan
diminta pertanggung jawaban atas apa yang ia pimpin. Sebaik-baik manusia adalah
mausia yang bermanfaat bagi manusia yang lain.