Asal mula tau GPAN
Cerita ini bermula ketika
aku ikut serta dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Ekspedisi Nusantara Jaya
(ENJ) 2017. Tentunya banyak pengalaman, informasi dan relasi yang aku dapatkan.
Pengalaman adalah kado terindah yang aku terima ketika aku ikut serta dalam
pengabdian tersebut. Aku ingin berbagi kenapa sih bisa ikutan dua kegiatan
sekaligus, padahal waktu itu proses KKN. Hmmm.. begini ceritanya. Memang kedua
kegiatan tersebut merupakan kegiatan pengabdian. Akan tetapi, berbeda pelaksanaannya.
KKN kan program kampus yang mana disetiap tahun akan terus dilaksanakan bahkan
terdiri atas berbagai jalur, ada KKN Tematik, KKN Reguler, KKN Mandiri dan
lain-lain. ENJ ini berbeda,
ENJ merupakan program
dari Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) yang mempunyai
misi menjadikan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Program ini adalah
pengabdian sama halnya seperti KKN, akan tetapi di pulau terluar dan terpencil.
Untuk menuju pulau tersebut harus menggunakan kapal laut berhari-hari. Walau
demikian, aku bisa melihat indahnya Indonesiaku, lautnya yang luas dan kaya
akan alam menambah rasa banggaku pada negeri ini. Untuk lebih jelasnya bisa
baca diblog yaa (meidians.blogspot.com).
Kereennya semua biaya dan
akumodasi ditanggung oleh Kemenko Maritim. Untuk mencapai semua itu pemerintah
mengeluarkan dana yang cukup besar dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Salah
satu diantara temenku ada ngomongin tentang literasi, pengiriman buku gratis
setiap tanggal tujuh belas dan peningkatan kualitas diri. Hal ini yang
membuatku penasaran dan banyak mencari tau tentang ini, kepo ku berlanjut
sampai pada akhirnya aku dapat informasi banyak tentang GPAN Jogja.
Awal masuk GPAN Jogja
Sebelum aku putuskan
ikutserta aku cari tau dulu infonya. Berawal dari installgram kemudian facebook
lalu website. Aku buka-buka, lihat-lihat hehe. Eh ternyata banyak juga yang
inspiratif. Ternyata yang bergabung disini berbagai kampus di jogja dan
berbagai latar belakang program akademik dan karakter orang-orangnya pun unik-unik
dan hebat-hebat. Aku lihat ada mahasiswa berprestasi dan sekarang lagi studi
master di Malaysia, ada juga yang sering ikutan excheng, lalu juga ada penerima
beasiswa. Waah keren amat deh.
Akhir tahun 2017 aku memutuskan
untuk menjadi bagian dari anggota GPAN jogja. Bermula dari pendaftaran via
online lalu lanjut dengan wawancara. Aku ingat banget ketika wawancara di
selasar masjid UIN Jogja duduk lesehan berhadapan dengan narasumber, wkwk.
Mereka yang menyeleksi dan banyak bertanya tentang komitmen dan alasan kok
ingin bergabung dengan GPAN Jogja serta memperkenalkan GPAN Jogja secara luas,
banyak juga bicara tentang sejarah hingga terlahirlah GPAN Jogja.
Tahun Pertama berproses
di GPAN JOGJA
Yes..yes…yes, aku diterima
sebagai anggota dari GPAN Jogja ketika kubuka Installgram milikku. Rasa syukur
dan haru juga kurasakan dapat bergabung dengan orang-orang hebat. Januari 2018,
Mesium Benteng Van Derburgh di dekat jalan Malioboro awal mula follow up
pertama. Aku datang dengan malu-malu, menggunakan celana jeans dan sweater
dongker serta topi hitam tak lupa tas samping lengkap dengan sepatu kits ala
mahasiswa. Ku lihat dari kejauhan ada sekelompok mbak-mbak yang asik berdiskusi
da bercanda riang diujung sana tepatnya digedung bagian timur teras lantai dua
Bentang Van Derburgh. Aku tidak langsung bergabung, langkahku terhenti dengan
dua orang cwo yang juga berada dilantai dua Gedung itu. Ada yang duduk diatas
pagar dengan kaki bertumpu pada lintangan pagar teras untuk menjaga
keseimbangan, tak lupa buku ditangannya.
Kan mau bergabung dengan
Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) yah jadi pegangannya buku. Cwo yang
kedua ini hanya berdiri dan bersandaran di tiang pagar teras orangnya tinggi
gaya bicaranya juga cepat, so simple pake sweater, celana jeans sepatu kits
kurang lebih yang aku kenakan. Kami pun berkenalan dan banyak berbagi cerita
kamipun mulai akrab. Selekali kami memandang ke sekelompok mbak-mbak tadi, dan
berkata “kok belum dimulai juga yah” waktunya molor nih… ada yang menyanggah
“hmm maklum, mumgkin masih ada yang dalam perjalanan kesini” tak lama waktu
berselang. Kamipun dipanggil dan diminta bergabung karena acara follow up akan
segera dimulai, hehe terlalu formal ya? 😊
Acaranya
penuh dengan keceriaan, kami saling berkenalan shering tantang komunitas,
merencanakan program dan dibagi per devisi. Aku dan lima orang temenku masuk
didevisi kreatif yang bertugas membuat program inti. Lalu di akhir pertemuan
ini kami saling mengutarakan harapan dan berfoto bersama.
Harapan Masuk GPAN
Oh ya aku belum kasih tau
kamu GPAN Jogja itu apa sih? Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN)
Regional Yogyakarta merupakan sebuah komunitas yang bergerak dibidang literasi.
Pusatnya berada di Malang, Jawa Timur. Didirikan oleh seorang pemuda Malang
yang saat ini kuliah di Pascasarjana UGM, siapakah dia? Nanti dibahas
diparagraf selanjutnya ya. Karena dia berada di jogja maka dia mendirikan
regional jogja, sebenarnya sudah banyak regional yang terbetuk ada Kediri, Ponorogo,
Malang, Medan, Bali dan berbagai daerah lainnya. Harapanku bergabung
dikumonitas ini dapat menambah dunia literasi dalam program SABUKU, dapat
menambah jaringan dunia literasi dalam hal kunjungan literasi TBM dan beberapa
komunitas lainnya. Menambah kepedulian sosil dalam hal gelar buku dan menambah
pengetahuan dalam berbagai acara komunitas dan kerjasama.
Bedah buku
Setelah beberapa bulan
berproses kami mengadakan bedah buku di ECC UGM. Buku yang berjudul EMELY
dibedah langsung oleh pengarangnya Erika Ebener becerita tentang perjalanan
hidup hingga dapat meraih kesuksesan. Beliau juga banyak shering tantang
perjalanan hidup saat di perusahaaan hingga di PBB dan tinggal di Amerika
Serikat serta memutuskan untuk menjadi seorang penulis. Tentunya butuh
perjuangan dan pengorbanan hidup, uang saja tidak cukup tanpa kebahagiaan.
Kebahagiaan adalah lumrah bagi diri yang bersyukur dan menebar senyuman
termanis kepada sesama. Kerja keras dan terus belajar merupakan kunci untuk
menggapai impian. Maka teruslah belajar, kerja keras, berbuat baik terhadap
orang lain. Itulah pesan yang penulis simpulkan dalam acara ini.
Awal Spirit Baru
Akhir tahun 2018, kami
mengadakan pertamuan pengurus dan anggota. Mengigat sudah lama tidak kumpul
bareng karena kasibukan masing-masing. Ada yang sibuk dengan tugas akhir, tugas
kuliah, dan aktivias individu lainnya yang meyebabkan jarang kumpul bareng
lagi. 4 Desember 2019 di Joglo Kopi aku, Bang Handri, Mbak Ratih, Mbak Umi dan
Mbak Ihda kumpul bareng untuk membicarakan dan menyelamatkan GPAN Jogja dari
keadaan kritis dan vakum ini. Mbak Ratih selaku Ketua membuka pembicaraan mulai
dari ngomongin program, keuangan dan kondisi dia saat ini. Mengingat masa
studinnya sudah selesai dan lulus, kini sedang bersiap untuk mengabdi kampung
halamannya di Lampung. Maka dia memutuskan untuk memberikan amanah kepemimpinan
ke generasi selanjutnya.
Waktu itu kamipun bermusyawarah
hingga akhirnya terpilih Bang Hendri atau nama lengkapnya Hendri Pitrio Putra
alias @hendry_cadin untuk melanjutkan kepemimpinan dan mengamban amananh
sebagai koordinator atau ketua GPAN regional Yogyakarta tahun 2019. Kami mulai
berbernah, pengamatan saya memimpin
sebuah komunitas membutuhkan semangat, kesabaran dan pengayoman. Karena ini
berangkat dari kepedulian dan peningkatan potensi diri. Komunitas bagi saya
adalah wadah untuk berbagi dan belajar apasaja agar menjadi bekal dan menjadi
pengalaman yang berarti.
Spirit baru yang kami
miliki segera kami tuangkan dalam membuka lembaran baru. Penerimaan anggota
baru adalah langkah awal kami dengan misi mencari manusia handal yang
berintegritas. Terbukti setelah dibuka pendaftaran cukup banyak yang mendaftar
dan lanjut dengan seleksi wawancara. Setelah selesai kamipun memutuskan
menerima dan menolak. Yang sesuai kreteria dan komitmen akan kami izinkan
bergabung menjadi anggota di komunitas ini. Karena penerimaan anggota kami
batasi mengingat pembelajaran tahun sebelumnya banyak anggota yang vakum.
Follow
up pertama, 5 januari 2019 di taman Grahatama Pustaka Yogayakarta. Disini awal
mula semua peserta yang lolos dipertemukan saling berkenalan, berbagi cerita
dan tak lupa kami selaku pengurus memulai memperkenalkan GPAN Jogja. Agenda
utama kami dalam pertemuan ini membicarakan struktural per devisi dan program
kerja masing-masing devisi. Ada devisi Kreatif, Humas, HRD, Kreatif dan Desain.
Akhir pertemuan ini kami berfoto bersama dan makan Nasi Padang bersama, momen
yang indah kan hehe 😊.
Program
pertama kami “Keynot Words” dari pengurus. Kemudian Gelar Buku dalam acara
Gelar Potensi Anak RW 01 Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Pelatihan
Desain Grafis, Berbagi di Yayasan Kanker anak Jogja, Volunteer Mom and Kids
Festival, Buka Lapak Baca di Acara Jogja Membaca #8 dan buka puasa bersama.
Itulah semangat baru kami di GPAN Jogja. Semoga dapat berbagi dan menginspirasi
ya.
Akhir dari tulisan ini
penulis ingin berbagi tantang Musyawarah Nasional GPAN 2019 atau disingkat
Munas GPAN. Acara ini dilaksanakan di Kota Batu, Jawa Timur tepatnya di Villa
Shaloem pada tanggal 6-7 April 2019. Acaranya sangat singkat dan padat, kami
bertemu dengan perwakilan semua regional shering seasion dan belajar dengan
komunitas-komunitas yang ada dimalang serta pemateri dari pustakawan daerah.
Acarnya penuh dengan keakraban dan kekeluargaan. Walaupun baru pertama kali
bertemu tapi masing-masing peserta saling menyimpan malu dan memberanikan diri
untuk menyapa dan mencoba untuk akrab. Kultur disetiap wilayah berbeda tapi
bisa bersatu dan hangat saat Munas tersebut.
Aku
juga bertemu dengan pendiri dari GPAN ini, beliau adalah Mas Imam. Nama
lengkapnya Imam Arifa’illah Syaiful Huda orangnya kalem, ramah, sesekali bersua
dengan riang dan terkadang juga menyapa perserta yang hadir dan sering juga
berdiskusi memberikan harapan kedepan untuk GPAN agar tetap eksis dan bertahan.
Beliau alumni dari Universitas Malang dan Pascasarjana Georgrafi UGM Awardee
LPDP dan kini berprofesi sebagi Dosen di UIN Sulthan Thaha Saifuddin,
Alhamdulillah ya dan selamat penulis ucapkan atas keberhasilannya. Semoga
selalu menginspirasi. Salam literasi.