Kamis, 15 Agustus 2019

Berbagi Bersama GPAN Jogja

Asal mula tau GPAN
Cerita ini bermula ketika aku ikut serta dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) 2017. Tentunya banyak pengalaman, informasi dan relasi yang aku dapatkan. Pengalaman adalah kado terindah yang aku terima ketika aku ikut serta dalam pengabdian tersebut. Aku ingin berbagi kenapa sih bisa ikutan dua kegiatan sekaligus, padahal waktu itu proses KKN. Hmmm.. begini ceritanya. Memang kedua kegiatan tersebut merupakan kegiatan pengabdian. Akan tetapi, berbeda pelaksanaannya. KKN kan program kampus yang mana disetiap tahun akan terus dilaksanakan bahkan terdiri atas berbagai jalur, ada KKN Tematik, KKN Reguler, KKN Mandiri dan lain-lain. ENJ ini berbeda,
ENJ merupakan program dari Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) yang mempunyai misi menjadikan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Program ini adalah pengabdian sama halnya seperti KKN, akan tetapi di pulau terluar dan terpencil. Untuk menuju pulau tersebut harus menggunakan kapal laut berhari-hari. Walau demikian, aku bisa melihat indahnya Indonesiaku, lautnya yang luas dan kaya akan alam menambah rasa banggaku pada negeri ini. Untuk lebih jelasnya bisa baca diblog yaa (meidians.blogspot.com).
Kereennya semua biaya dan akumodasi ditanggung oleh Kemenko Maritim. Untuk mencapai semua itu pemerintah mengeluarkan dana yang cukup besar dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Salah satu diantara temenku ada ngomongin tentang literasi, pengiriman buku gratis setiap tanggal tujuh belas dan peningkatan kualitas diri. Hal ini yang membuatku penasaran dan banyak mencari tau tentang ini, kepo ku berlanjut sampai pada akhirnya aku dapat informasi banyak tentang GPAN Jogja.

Awal masuk GPAN Jogja
Sebelum aku putuskan ikutserta aku cari tau dulu infonya. Berawal dari installgram kemudian facebook lalu website. Aku buka-buka, lihat-lihat hehe. Eh ternyata banyak juga yang inspiratif. Ternyata yang bergabung disini berbagai kampus di jogja dan berbagai latar belakang program akademik dan karakter orang-orangnya pun unik-unik dan hebat-hebat. Aku lihat ada mahasiswa berprestasi dan sekarang lagi studi master di Malaysia, ada juga yang sering ikutan excheng, lalu juga ada penerima beasiswa. Waah keren amat deh.
Akhir tahun 2017 aku memutuskan untuk menjadi bagian dari anggota GPAN jogja. Bermula dari pendaftaran via online lalu lanjut dengan wawancara. Aku ingat banget ketika wawancara di selasar masjid UIN Jogja duduk lesehan berhadapan dengan narasumber, wkwk. Mereka yang menyeleksi dan banyak bertanya tentang komitmen dan alasan kok ingin bergabung dengan GPAN Jogja serta memperkenalkan GPAN Jogja secara luas, banyak juga bicara tentang sejarah hingga terlahirlah GPAN Jogja.

Tahun Pertama berproses di GPAN JOGJA
Yes..yes…yes, aku diterima sebagai anggota dari GPAN Jogja ketika kubuka Installgram milikku. Rasa syukur dan haru juga kurasakan dapat bergabung dengan orang-orang hebat. Januari 2018, Mesium Benteng Van Derburgh di dekat jalan Malioboro awal mula follow up pertama. Aku datang dengan malu-malu, menggunakan celana jeans dan sweater dongker serta topi hitam tak lupa tas samping lengkap dengan sepatu kits ala mahasiswa. Ku lihat dari kejauhan ada sekelompok mbak-mbak yang asik berdiskusi da bercanda riang diujung sana tepatnya digedung bagian timur teras lantai dua Bentang Van Derburgh. Aku tidak langsung bergabung, langkahku terhenti dengan dua orang cwo yang juga berada dilantai dua Gedung itu. Ada yang duduk diatas pagar dengan kaki bertumpu pada lintangan pagar teras untuk menjaga keseimbangan, tak lupa buku ditangannya.
Kan mau bergabung dengan Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) yah jadi pegangannya buku. Cwo yang kedua ini hanya berdiri dan bersandaran di tiang pagar teras orangnya tinggi gaya bicaranya juga cepat, so simple pake sweater, celana jeans sepatu kits kurang lebih yang aku kenakan. Kami pun berkenalan dan banyak berbagi cerita kamipun mulai akrab. Selekali kami memandang ke sekelompok mbak-mbak tadi, dan berkata “kok belum dimulai juga yah” waktunya molor nih… ada yang menyanggah “hmm maklum, mumgkin masih ada yang dalam perjalanan kesini” tak lama waktu berselang. Kamipun dipanggil dan diminta bergabung karena acara follow up akan segera dimulai, hehe terlalu formal ya? 😊
Acaranya penuh dengan keceriaan, kami saling berkenalan shering tantang komunitas, merencanakan program dan dibagi per devisi. Aku dan lima orang temenku masuk didevisi kreatif yang bertugas membuat program inti. Lalu di akhir pertemuan ini kami saling mengutarakan harapan dan berfoto bersama.


Harapan Masuk GPAN
Oh ya aku belum kasih tau kamu GPAN Jogja itu apa sih? Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) Regional Yogyakarta merupakan sebuah komunitas yang bergerak dibidang literasi. Pusatnya berada di Malang, Jawa Timur. Didirikan oleh seorang pemuda Malang yang saat ini kuliah di Pascasarjana UGM, siapakah dia? Nanti dibahas diparagraf selanjutnya ya. Karena dia berada di jogja maka dia mendirikan regional jogja, sebenarnya sudah banyak regional yang terbetuk ada Kediri, Ponorogo, Malang, Medan, Bali dan berbagai daerah lainnya. Harapanku bergabung dikumonitas ini dapat menambah dunia literasi dalam program SABUKU, dapat menambah jaringan dunia literasi dalam hal kunjungan literasi TBM dan beberapa komunitas lainnya. Menambah kepedulian sosil dalam hal gelar buku dan menambah pengetahuan dalam berbagai acara komunitas dan kerjasama.  

Bedah buku
Setelah beberapa bulan berproses kami mengadakan bedah buku di ECC UGM. Buku yang berjudul EMELY dibedah langsung oleh pengarangnya Erika Ebener becerita tentang perjalanan hidup hingga dapat meraih kesuksesan. Beliau juga banyak shering tantang perjalanan hidup saat di perusahaaan hingga di PBB dan tinggal di Amerika Serikat serta memutuskan untuk menjadi seorang penulis. Tentunya butuh perjuangan dan pengorbanan hidup, uang saja tidak cukup tanpa kebahagiaan. Kebahagiaan adalah lumrah bagi diri yang bersyukur dan menebar senyuman termanis kepada sesama. Kerja keras dan terus belajar merupakan kunci untuk menggapai impian. Maka teruslah belajar, kerja keras, berbuat baik terhadap orang lain. Itulah pesan yang penulis simpulkan dalam acara ini.

Awal Spirit Baru
Akhir tahun 2018, kami mengadakan pertamuan pengurus dan anggota. Mengigat sudah lama tidak kumpul bareng karena kasibukan masing-masing. Ada yang sibuk dengan tugas akhir, tugas kuliah, dan aktivias individu lainnya yang meyebabkan jarang kumpul bareng lagi. 4 Desember 2019 di Joglo Kopi aku, Bang Handri, Mbak Ratih, Mbak Umi dan Mbak Ihda kumpul bareng untuk membicarakan dan menyelamatkan GPAN Jogja dari keadaan kritis dan vakum ini. Mbak Ratih selaku Ketua membuka pembicaraan mulai dari ngomongin program, keuangan dan kondisi dia saat ini. Mengingat masa studinnya sudah selesai dan lulus, kini sedang bersiap untuk mengabdi kampung halamannya di Lampung. Maka dia memutuskan untuk memberikan amanah kepemimpinan ke generasi selanjutnya.
Waktu itu kamipun bermusyawarah hingga akhirnya terpilih Bang Hendri atau nama lengkapnya Hendri Pitrio Putra alias @hendry_cadin untuk melanjutkan kepemimpinan dan mengamban amananh sebagai koordinator atau ketua GPAN regional Yogyakarta tahun 2019. Kami mulai berbernah, pengamatan saya  memimpin sebuah komunitas membutuhkan semangat, kesabaran dan pengayoman. Karena ini berangkat dari kepedulian dan peningkatan potensi diri. Komunitas bagi saya adalah wadah untuk berbagi dan belajar apasaja agar menjadi bekal dan menjadi pengalaman yang berarti.
Spirit baru yang kami miliki segera kami tuangkan dalam membuka lembaran baru. Penerimaan anggota baru adalah langkah awal kami dengan misi mencari manusia handal yang berintegritas. Terbukti setelah dibuka pendaftaran cukup banyak yang mendaftar dan lanjut dengan seleksi wawancara. Setelah selesai kamipun memutuskan menerima dan menolak. Yang sesuai kreteria dan komitmen akan kami izinkan bergabung menjadi anggota di komunitas ini. Karena penerimaan anggota kami batasi mengingat pembelajaran tahun sebelumnya banyak anggota yang vakum.

Follow up pertama, 5 januari 2019 di taman Grahatama Pustaka Yogayakarta. Disini awal mula semua peserta yang lolos dipertemukan saling berkenalan, berbagi cerita dan tak lupa kami selaku pengurus memulai memperkenalkan GPAN Jogja. Agenda utama kami dalam pertemuan ini membicarakan struktural per devisi dan program kerja masing-masing devisi. Ada devisi Kreatif, Humas, HRD, Kreatif dan Desain. Akhir pertemuan ini kami berfoto bersama dan makan Nasi Padang bersama, momen yang indah kan hehe 😊.
Program pertama kami “Keynot Words” dari pengurus. Kemudian Gelar Buku dalam acara Gelar Potensi Anak RW 01 Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Pelatihan Desain Grafis, Berbagi di Yayasan Kanker anak Jogja, Volunteer Mom and Kids Festival, Buka Lapak Baca di Acara Jogja Membaca #8 dan buka puasa bersama. Itulah semangat baru kami di GPAN Jogja. Semoga dapat berbagi dan menginspirasi ya.

Akhir dari tulisan ini penulis ingin berbagi tantang Musyawarah Nasional GPAN 2019 atau disingkat Munas GPAN. Acara ini dilaksanakan di Kota Batu, Jawa Timur tepatnya di Villa Shaloem pada tanggal 6-7 April 2019. Acaranya sangat singkat dan padat, kami bertemu dengan perwakilan semua regional shering seasion dan belajar dengan komunitas-komunitas yang ada dimalang serta pemateri dari pustakawan daerah. Acarnya penuh dengan keakraban dan kekeluargaan. Walaupun baru pertama kali bertemu tapi masing-masing peserta saling menyimpan malu dan memberanikan diri untuk menyapa dan mencoba untuk akrab. Kultur disetiap wilayah berbeda tapi bisa bersatu dan hangat saat Munas tersebut.

Aku juga bertemu dengan pendiri dari GPAN ini, beliau adalah Mas Imam. Nama lengkapnya Imam Arifa’illah Syaiful Huda orangnya kalem, ramah, sesekali bersua dengan riang dan terkadang juga menyapa perserta yang hadir dan sering juga berdiskusi memberikan harapan kedepan untuk GPAN agar tetap eksis dan bertahan. Beliau alumni dari Universitas Malang dan Pascasarjana Georgrafi UGM Awardee LPDP dan kini berprofesi sebagi Dosen di UIN Sulthan Thaha Saifuddin, Alhamdulillah ya dan selamat penulis ucapkan atas keberhasilannya. Semoga selalu menginspirasi. Salam literasi.